Kamis, 05 Mei 2011

pengelolaan kelas

BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang
Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena secara prinsip, guru memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas. Dalam hal ini seorang guru harus memiliki, memahami dan terampil dalam menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam manajerial kelas, meskipun tidak semua pendekatan yang dipahami dan dimilikinya dipergunakan sekaligus. Dalam hal ini, guru dituntut untuk terampil memilih atau bahkan memadukan pendekatan yang dianggap meyakinkan untuk menangani kasus pengelolaan kelas yang tepat dengan masalah yang dihadapinya. Guru mempunyai peranan yang besar dalam menentukan keberhasilan pengelolaan kelas maupun pengelolaan pembelajaran. Penciptaan sistem lingkungan yang merangsang anak untuk belajar sangat diperlukan karena hanya dengan situasi belajar seperti itulah tujuan akan tercapai.dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.

B.   Rumusan Masalah
1.      Apakah yang di maksud dengan pendekatan pengelolaan kelas ?
2.      Sebutkan macam-macam pendekatan pengelolaan kelas ?
3.      Sebutkan tujuan pendekatan pengelolaan kelas ?

C.   Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengertian pendekatan pengelolaan kelas
2.      Untuk mengetahui macam-macam pendekatan pengelolaan kelas
3.      Untuk mengetahui tujuan endekatan pengelolaan kelas



                                                BAB II
PEMBAHASAN


A.   Pengertian Pendekatan Pengelolaan kelas
Pendekatan adalah suatu upaya penyederhanaan masalah sampai batas-batas tertentu sehingga masih dapat ditoleransi untuk memudahkan penyelesaiannya. Upaya ini digunakan hampir dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan di mana suatu masalah baru umumnya diselesaikan dengan menggunakan modifikasi cara pemecahan yang telah diketahui bagi permasalahan lain.
            Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal .
            Jadi pengertian pendekatan pengelolaan kelas adalah upaya dalam penyederhanaan masalah dalam memelihara kondisi belajar di dalam kelas
            Sebagai pekerja profesional, seorang guru harus mendalami kerangka acuan pendekatan-pendekatan kelas, sebab di dalam penggunaannya harus terlebih dahulu meyakinkan bahwa pendekatan yang dipilihnya untuk menangani sesuatu kasus pengelolaan kelas merupakan alternatif yang terbaik sesuai dengan hakikat masalah nya, artinya seorang guru terlebih dahulu harus menetapkan bahwa penggunaan suatu pendekatan memang cocok dengan hakikat masalah yang ingin di tanggulangi. Ini tentu tidak di maksudkan untuk mengatakan bahwa seorang guru akan berhasil baik setiap kali ia menangani kasus pengelolaan kelas. Sebaliknya , keprofesinalan cara kerja seorang guru adalah demikian sehingga apabila tindakan alternatif tindakannya yang pertama tidak memberikan hasil sebagaimana yang di harapkan , maka ia masih mampu melakukan analisis ulang terhadap situasi untuk ia kemudian tiba pada alternatif pendekatan yang ke dua dan seterusnya.[1]  
B.     Macam-macam pendekatan Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun secara individual.
Keharmonisan hubungan guru dan siswa, tingginya kerja sama diantara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang di lakukan oleh guru dalam rangka pengelolaan kelas.
Pendakatan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
a.      Pendekatan perubahan tingkah laku ( Behavior modification approach )
Dalam pendekatan ini peran guru adalah mengembangkan tingkah laku  anak didik yang baik , dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan ini bertolak dari psikologi behavioral yang mengemukakan asumsi bahwa : semua tingkah laku, yang “baik” merupakan hasil proses belajar , dan ada proses kecil proses psikologi yang fundamental yang dapat di gunakan untuk menjelaskan terjadinya proses belajar yang di maksud. Adapun proses psikologi yang di maksud adalah penguatan positif, dan penguatan negatif.
Untuk membina tingkah laku yang di kehendaki guru harus memberi penguatan  seperti :
 a.   penguatan positif merupakan penguatan yang berupa  pemberian hadiah, ganjaran, pujian dan lain sebagainya.
 b. penguatan negatif merupakan penguatan yang berupa hukuman, pengurangan  hak.[2]
b.      Pendekatan Sosio Emosional (Socio- Emotinal- Climate- Approach)
Pendekatan pengelolaan kelas ini mengasumsikan bahwa, proses belajar mengajar yang efektif mempersyaratkan iklim sosio emosional yang baik dalam arti terdapat hubungan interpersonal yang baik antara guru dan peserta didik, peserta dididk dengan peserta didik dan guru menduduki posisi terpenting bagi terbentuknya iklim sosio emosional yang baik. Untuk itu ada dua asumsi pokok yang di pergunakan dalam pengelolaan kelas :
a.       Iklim sosial dan emosional yang baik adalah dalam arti terdapat hubungan interpersonal yang haromonis antara guru dengan guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya belajar yang efektif.
b.      Iklim sosial dan emosional yang baik tergantung pada guru dalam usahanya melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang di sadari dengan hubungan manusiawi yang efektif .
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan murid serta hubungan antar murid. Didalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru dengan murid yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi.
Dalam hal ini, Carl A. Rogers mengemukakan pentingnya sikap tulus dari guru, menerima dan menghargai peserta didik sebagai manusia, dan mengerti dari sudut pandangan peserta didik sendiri.
Sedangkan Haim C. Ginnot mengemukakan bahwa dalam memecahkan masalah, guru berusaha untuk membicarakan situasi, bukan pribadi pelaku pelanggaran dan mendeskripsikan apa yang ia lihat dan rasakan; serta mendeskripsikan apa yang perlu dilakukan sebagai alternatif penyelesaian.
Hal senada dikemukakan William Glasser bahwa guru seyogyanya membantu mengarahkan peserta didik untuk mendeskripsikan masalah yang dihadapi; menganalisis dan menilai masalah; menyusun rencana pemecahannya; mengarahkan peserta didik agar committed terhadap rencana yang telah dibuat; memupuk keberanian menanggung akibat "kurang menyenangkan”; serta membantu peserta didik membuat rencana penyelesaian baru yang lebih baik.
Sementara itu, Rudolf  Draikurs mengemukakan pentingnya proses suasana di dalam kelas yang demokratis, dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat memikul tanggung jawab; memperlakukan peserta didik sebagai manusia yang dapat secara bijak mengambil keputusan dengan segala konsekuensinya; dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menghayati tata aturan masyarakat.
c.       Pendekatan proses kelompok ( Group Process Approach )
Dalam pendekatan in, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama kelompok. Proses kelompok adalah usaha mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta kelas yang bergairah dalam belajar. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan. Dasar dari pendekatan poses kelompok ini adalah psikologi sosial dan dinamis kelompok yang mengetengahkan dua asumsi sebagai berikiut :
a.       Pengalaman belajar di sekolah bagi siswa yang berlangsung dalam konteks kelompok sosial
b.      Tugas guru terutama adalah memelihara kelompok belajar akan menjadi kelompok yang efektif dan dinamis.
Menurut Ricard A. Schmuck dan patricia A. Smuck unsur-unsur pengelolaan kelas dalam rangka pendekata n Group process adalah
1.      Harapan timbal balik antara guru dan pesrta didik dan antar peserta didik sendiri
2.      Kepemimpinan baik dari guru maupun maupundari pesrta didik yang mengarahkan kegiatan kelompok ke arah pencapaian-pencapaian tujuan yang telah di tetapkan
3.      Pola persahabatan antara anggota kelas
4.      Norma
5.      Terjadinya komunikasi yang efektif
6.      Perasaan keterikatan masing-masing anggota terhadap kelompok.
d.      Pendekatan Elektis ( Electic Approach ) atau pluralistik
Akhirnya, apabila di simak secara seksama maka ketiga pendekatan yang telah di uraikan adalah ibarat sudut pandang yang berbeda-beda terhadap objek yang sama. Oleh karena itu maka seorang guru harus menggunakan pendekatan elektik, untuk maksud itu guru harus menguasai pendekatan-pendekatan pengelolaan kelas yang potensial, dalam hal ini perubahan tingkah laku; dan dapat memilih pendekatan yang tepat dan melaksanakan prosedur yang baik dalam masalah pengelolaan kelas.
Pendekatan perubahan tingkah laku di pilih bila tujuan tindakan pengelolaan yang akan dilkukan adalah menguatkan tingkah laku peserta didik yang baik dan atau menghilangkan tingkah laku peserta didik yang kurang baik; pendekatan sosio emosional di pergunakan untuk apabila sasaran tindakan pengelolaan adalah hubungan antar pribadi guru pesrta didik dan antar peserta didik , sedangkan pendekatan proses kelompok dianut bila seorang guru ingin kelompknya melakukan kegiatan secara produktif.
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien.[3]


Selain keempat pendekatan yang disebutkan diatas menurut pendapa lain ada yang mengatakan adanya pendekatan resep, pendekatan kebebasan , pendekatan kekuasaan, pendekatan pengajaran. Berikut ini adalah penjelasan dari lima pendekatan :
1.      Pendekatan Resep
Pendekatan resep ( cook book ) ini di lakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh di kerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau si tuasi yang terjadi di dalam kelas.
2.      Pendekatan kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
3.      Pendekatan kekuasaan
Pendekatan kekuasaan ini sebagai sutu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik peran guru disisni adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin di dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut murid untuk mentaatinya. Di dalam kelas ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas.
4.      Pendekatan pengajaran
Pendekatan pengajaran, pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaannya akan mencegah munculnya masalah tingkah laku murid dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah.
 Berdasarkan penjelasan di atas betapa pentingnya pengelolaan kelas guna menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru dituntut secara profesional mengelola kelas sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif mulai dari awal hingga akhir pembelajaran.
Penciptaan suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses pembelajaran yang optimal menuntut kemampuan guru untuk mengetahui, memahami, memilih, dan menerapkan pendekatan yang dinilai efektif menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam menunjang proses pembelajaran yang optimal.[4]
C.    Tujuan  Pendekatan pengelolaan Kelas
Berikut ini adalah tujuan pendekatan pengelolaan kelas :
1.                  Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan murid untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2.                  Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
3.                  Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan murid belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual murid dalam kelas.
4.                  Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.[5]

Berdasarkan penjelasan di atas betapa pentingnya pengelolaan kelas guna menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru dituntut secara profesional mengelola kelas sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif mulai dari awal hingga akhir pembelajaran.
Penciptaan suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses pembelajaran yang optimal menuntut kemampuan guru untuk mengetahui, memahami, memilih, dan menerapkan pendekatan yang dinilai efektif menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam menunjang proses pembelajaran yang optimal.























   BAB III
PENUTUP


A.     Kesimpulan
1.     Pendekatan pengelolaan kelas adalah
2.     Macam-macam pendekatan pengelolaan kelas :
·        Pendekatan perubahan tingkah laku
·        Pendekatan sosio emosional
·        Pendekatan proses kelompok
·        Pendekatan elektis atau pluralisik
·        Pendekatan resep
·        Pendekatan kebebasan
·        Pendekatan penguasaan
·        Pendekatan pengajaran
3.     Tujuan pendekatan pengelolaan kelas :
·         Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan murid untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
·         Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
·         Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan murid belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual murid dalam kelas.
·         Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.




DAFTAR PUSTAKA

Samana, profesionalisme keguruan, Yogyakarta : Kanisius, 1994
Rohani Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2004
Syaiful Djamarah Bahri, Zain Aswan, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka cipta, 1996
Arikunto Suharsimi, Manajemen Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 1993
Arikunto Suharsimi, Pengelolaan Kelas dan Siswa, jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996










[1] Ahmad Rohani, pengelolaan pengajaran, Jakarta, Rineka cipta: 2004, hal. 148
[2]  Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran, Jakarta, rineka cipta : 1993, hal 157
[3] Ahmad Rohani, pengelolaan pengajaran, Jakarta, Rineka cipta: 2004, hal. 149-154
[4] Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jaakarta, Rineka cipta :1996, hal. 201-202
[5] www.fahlevi.vcoz.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar